Nonton bareng (nobar) di Mata Najwa, Metro TV, pada tanggal 24 Mei 2017 dengan tema " Menangkal yang Radikal " berjalan dengan baik.
Menangkal Yang Radikal.
Radikalisme menjadi ancaman nyata di negeri ini. Ini terwujud dalam gerakan yang terwujud pada sikap dan tindakan intoleran yang menolak keberagaman di masyarakat.
Munculnya berbagai peristiwa berbau sentimen suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) telah mengoyak kebinekaan.
Berbagai pesan bernada hasutan dan ujaran kebencian bertebaran di jejaring media sosial. Benih-benih radikalisme terus subur seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi yang tak terbendung. Bahkan, radikalisme kini sudah menyusup ke ruang-ruang kelas.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menemukan benih-benih intoleransi itu tampak pada masih adanya siswa maupun guru yang menganggap Ketua OSIS harus dari agama mayoritas, pemimpin harus yang seagama, memilih teman yang seagama atau pun satu etnis, hingga tidak mengucapkan selamat hari raya kepada orang yang berbeda agama.
Tak hanya di lingkungan sekolah, perguruan tinggi belakangan juga menjadi sorotan karena banyak dikuasai oleh kelompok garis keras.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto bahkan menyatakan Indonesia tengah menghadapi ancaman non-konvensional baru terhadap keamanan nasional, yaitu bangkitnya ideologi-ideologi radikal yang mengancam ideologi negara Pancasila. Ideologi ini, katanya, juga tengah berkembang di kampus-kampus.
Kombinasi radikalisme yang diajarkan di sekolah, kemajuan teknologi komunikasi, dan penggunaan medsos, membuat radikalisme dan intoleransi menjadi ancaman yang sangat serius.
Potensial Narasumber:
1. Kepala BNPT, Suhardi Alius
2. Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo
3. Menteri Agama, Lukman Hakim
4. Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar
5. Ketua Dewan Penasihat KOMNAS HAM , Jimly Asshiddiqqie
6. Ketua Forum Rektor, Suyatno
7. Ketua Umum PP GP Ansor, Yaqut Cholil Quomas
8. Pendiri PUSAT STUDI PENDIDIKAN DAN KEBIJAKAN, Ifa Hanifah Misbach
2. Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo
3. Menteri Agama, Lukman Hakim
4. Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar
5. Ketua Dewan Penasihat KOMNAS HAM , Jimly Asshiddiqqie
6. Ketua Forum Rektor, Suyatno
7. Ketua Umum PP GP Ansor, Yaqut Cholil Quomas
8. Pendiri PUSAT STUDI PENDIDIKAN DAN KEBIJAKAN, Ifa Hanifah Misbach
