Apa itu Debat ?
Jika mendengar kata debat, mungkin sudah sangat familiar di kalangan masyarakat. Sebelum masuk pada pembahasan, mari kita ingat-ingat lagi tentang artikel sebelumnya mengenai perkenalan PPDC. PPDC merupakan komunitas debat yang terdapat di Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, yang berarti bahwa PPDC dan debat merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Maka dari itu kira-kira apa ya definisi dari debat itu sendiri? Debat merupakan suatu cara untuk menyampaikan pendapat atau argumen disertai dengan bukti-bukti pendukung yang bertujuan untuk mengemukakan dan mempertahankan pendapat atau argumen. Manfaat yang diperoleh dari debat yaitu melatih maupun memperoleh cara berpikir yang logis dan kritis serta keberanian untuk mengemukakan pendapat.
Debat memiliki empat unsur utama yaitu mosi, tim, moderator dan notulen. Mosi adalah sebuah isu atau tema yang dijadikan sebagai bahan debat. Tim terbagi menjadi tiga yaitu pertama, Tim Afirmatif, memegang posisi kelompok yang setuju, mendukung dan yakin terhadap mosi. Kedua yaitu Tim Oposisi, memegang posisi sebagai kelompok yang menyanggah atau tidak setuju terhadap mosi. Terakhir ada Tim Netral yang memberikan dukungan kepada kedua tim. Moderator yaitu pihak yang memimpin jalannya debat. Notulen yaitu seseorang yang mencatat jalannya debat dan kesimpulan dalam debat.
Debat terdiri dari tiga jenis yaitu: debat parlemen, debat pemeriksaan ulang dan debat formal/konvensional. Debat parlemen adalah debat yang umum dilakukan lembaga pemerintahan untuk mencari dan menambah dukungan maupun sanggahan. Debat pemeriksaan ulang yaitu debat yang bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan kebenaran serta mempertahankan argumen. Debat formal/konvensional adalah debat yang dilakukan dua tim untuk mengemukakan pendapat atau argumen.
Pada debat terdapat tiga pembicara yaitu Pembicara Pertama bertugas memberikan salam pembuka, memperkenalkan anggota tim, menjelaskan latar belakang mosi, menentukan dan memberikan batasan topik yang akan didebatkan serta memaparkan dasar argumentasi. Pembicara kedua memiliki tugas memaparkan argumen secara rinci dan menjelaskan bukti yang mendukung. Pembicara ketiga bertugas untuk menyampaikan kesimpulan argumen, menyampaikan solusi, menyampaikan argumen perbandingan, meyakinkan audiens dan juri serta mengucapkan salam penutup.
Gambar 1. Skema Debat
Debat memiliki gaya dan alurnya sendiri secara umum yang terdiri atas lima, yaitu:
1. Australian Parliamentary atau Australs yaitu alur yang terdiri dari dua tim dengan masing-masing beranggotakan tiga orang yang mewakili pemerintah dan oposisi. Urutan pembicara dari gaya debat ini adalah pembicara tim pemerintah dan oposisi yang bergantian mengemukakan pendapat dari pembicara pertama sampai pembicara ketiga dengan waktu masing-masing tujuh menit terkait mosi yang telah diberikan. Akhir dari debat ditutup dengan pidato penutup dari pembicara pertama atau kedua masing-masing tim dan voting suara dari masing-masing juri tanpa musyawarah.
Gambar 2. Australian Parliamentary
2. Asian Parliamentary atau Asians merupakan pengembangan dari Australs. Keduanya memiliki alur yang terdiri dari dua tim dengan masing-masing beranggotakan tiga orang yang mewakili pemerintah dan oposisi. Perbedaan yang menonjol dari gaya debat ini adalah adanya interupsi dan topik yang didebatkan dapat dipilih oleh tim yang akan berdebat dari tiga topik yang disediakan. Interupsi yang dapat diajukan yaitu antara menit ke satu dan menit ke enam yang hanya bisa dilakukan pada pidato utama. Urutan pembicara dari gaya debat ini adalah pembicara tim pemerintah dan oposisi bergantian mengemukakan pendapat dari pembicara pertama sampai ketiga dengan waktu masing masing tujuh menit.
Gambar 3. Asian Parliamentary
3. British Parliamentary atau BP terdiri dari empat tim, dua tim mewakili pemerintah dan dua tim mewakili oposisi dengan masing-masing beranggotakan dua orang. Urutan pembicara dari gaya debat ini adalah pembicara tim pemerintah dan oposisi bergantian mengemukakan pendapat dari pembicara pertama sampai ketiga dengan waktu masing-masing tujuh menit. Pada gaya debat ini, pembicara dapat melakukan interupsi diantara menit kesatu dan menit keenam dengan waktu maksimal 15 detik. Akhir dari debat ditutup dengan keputusan juri secara mufakat.
Gambar 4. British Parliamentary
4. Format World Schools merupakan format yang terdiri dari dua tim, yaitu tim proposisi dan tim oposisi yang masing-masing terdiri dari tiga orang. Urutan penyampaian pidatonya yaitu pembicara tim proposisi dan oposisi bergantian mengemukakan pendapat dari pembicara pertama sampai ketiga dengan waktu masing-masing delapan menit. Interupsi dapat dilakukan diantara menit kesatu dan menit ketujuh dalam pidato utama. Akhir dari debat ditutup dengan pidato penutup dari pembicara pertama atau kedua masing-masing tim selama 4 menit.
Gambar 5. Format World Schools
5. American Parliamentary terdiri dari dua tim dengan susunan yaitu government terdiri dari prime minister dan member of the government, opposition terdiri dari leader of the opposition dan member of the opposition. Gaya debat ini memiliki tiga babak:
− babak 1, dimana pembicara pertama mengemukakan pendapat berdasarkan tim masing- masing
− babak 2, pembicara kedua mengemukakan argumen dan pembicara dari kedua tim dapat mengemukakan interupsi atas izin moderator
− babak 3, pembicara ketiga mengemukakan argumen dan pembicara debat dapat mengemukakan interupsi atas izin moderator serta penutupan dengan pidato penutup dari pembicara pertama atau kedua dari masing-masing tim.
Gambar 6. American Parliamentary
Setelah penjelasan diatas, bagaimana pendapat kalian tentang debat? Jelas bahwa dengan melakukan debat, banyak manfaat yang dapat kita peroleh. Langkah pertama yang dapat dilakukan jika kalian tertarik dengan dunia debat adalah bergabung dengan kami di PPDC. Sampai ketemu di artikel selanjutnya.
Salam PPDC!
Daftar Pustaka
Danial, R. Deni Muhammad. 2008. Jago Debat. Semarang: PT. Sindur Press. Nor, Asdar. 2020. Sebuah Seni Dalam Berdebat. Sukabumi: CV Jejak. Pratama, Hendi dkk. 2018. Panduan Debat Kompetitif. Yogyakarta: Erhaka Utama. Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Grasindo.
Saptoyo, Rosy Dewi A. 2020. “Debat: Pengertian, Tujuan, Manfaat, Unsur, Struktur, Jenis, Contoh”. KOMPAS, 26 November 2020.
Sutarno. 2019. Cermat Berbahasa Indonesia. Sukabumi: CV Jejak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar